KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW. Penyusun bersyukur kepada Ilahi Rabbi yang telah memberikan hidayah dan inayah-Nya, sehingga makalah dapat diselesaikan walau dalam keadaan sederhana.
Makalah ini disiapkan untuk memenuhi tugas kelompok yang diberikan oleh Dosen yang memegang pelajaran ini di Sekolah Tinggi Agama Islam Balikpapan. Disadari bahwa penyusunan makalah terdapat banyak kelemahan dan kekurangan di sana-sini, oleh karena itu penyusun mengharapkan kritikan yang konstruktif dari pembaca guna kesempurnaan makalah ini pada masa mendatang.
Semoga saja makalah ini dapat bermanfaat bagi para Mahasiswa, dan pembaca terutama bagi penyusun. Amien Ya Rabbal Alamien.
A. PENDAHULUAN
Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat di kuasai oleh anak didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu di karenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunkannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan. Paling sedikit ada tiga aspek yang membedakan anak didik yang satu dengan yang lainnya, yaitu aspek intelektuals, psikologis dan biologis.
Ketiga aspek tersebut diakui sebagai akar permasalahan yang melahirkan bervariasinya sikap dan tingkah laku anak didik di sekolah. Hal itu pula yang menjadi tugas yang cukup berat bagi guru dalam mengelola kelas dengan baik. Keluhan-keluhan guru sering terlontar karena hanya masalah sukarnya mengelola kelas, tujuan pengajaranpun sukar untuk dicapai. Hal ini kiranya tidak perlu terjadi, karena usaha yang dapat dilakukan masih terbuka lebar. Salah satu caranya adalah dengan meminimalkan jumlah anak didik di kelas dan penataan ruang kelas.
Pengelolaan kelas yang baik akan melahirkan interaksi belajar mengajar yang baik pula. Tujuan pembelajaran pun dapat dicapai tanpa menemukan kendala yang berarti. Dengan tercapainya tujuan pembelajaran, maka dapat dikatakan bahwa guru telah berhasil dalam mengajar. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar tentu saja diketahui setelah diadakan evaluasi dengan seperangkat item soal yang sesuai dengan rumusan beberapa tujuan pembelajaran. Sejauhmana tingkat keberhasilan belajar mengajar.
Demikianlah beberapa permasalahan yang diuraikan secara umum untuk memberikan pemahaman awal.
B. PENATAAN RUANG KELAS
Agar tercipta suasana belajar yang menggairahkan, perlu diperhatikan pengaturan/penataan ruang kelas belajar. Penyusunan dan pengaturan ruang belajar hendaknya memungkinkan anak duduk bekelompok dan memudahkan guru bergerak secara leluasa untuk membantu siswa dalam belajar. Dalam pengaturan ruang belajar, hal-hal berikut perlu diperhatikan :
- ukuran dan bentuk kelas
- bentuk serta ukuran bangku dan meja siswa
- jumlah siswa dalam kelas
- jumlah siswa dalam setiap kelompok
- jumlah kelompok dalam kelas
- komposisi siswa dalam kelompok (seperti siswa yang pandai dan kurang pandai, pria dan wanita)
(Conny Semawan,dkk., 1985 ;64)
Dalam masalah penataan ruang kelas ini uraian akan di arahkan pada pembahasan masalah pengaturan tempat duduk, pengaturan alat-alat pengajaran, penataan keindahan dan kebersihan kelas, dan ventilasi serta tata cahaya. Tetapi yang akan di bahas pada makalah ini hanya tentang pengaturan tempat duduk.
C. PENGATURAN TEMPAT DUDUK
Dalam belajar siswa memerlukan tempat duduk. Tempat duduk mempengaruhi siswa dalam belajar. Bila tempat duduknya bagus, tidak terlalu rendah, tidak terlalu besar, bundar, persegi empat panjang, sesuai dengan keadaan tubuh siswa. Maka siswa akan dapat belajar dengan tenang.
Bentuk dan ukuran tempat yang digunakan sekarang bermacam-macam, ada yang satu tempat duduk dapat di duduki oleh seorang siswa, adapula satu tempat diduduki oleh beberapa orang siswa. Sebaiknya tempat duduk siswa itu ukurannya jangan terlalu besar agar mudah di ubah-ubah formasinya. Ada beberapa bentuk formasi tempat duduk yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan. Apabila pengajaran itu akan ditempuh dengan metode ceramah, maka tempat duduknya sebaiknya berderet memanjang kebelakang.
Sudirman N (1991 ;318) mengemukakan beberapa contoh formasi tempat duduk, yaitu posisi berhadapan, posisi setengah lingkaran, dan posisi berbaris ke belakang. Masalah ini sebnarnya akan berhubungan dengan permasalahan siswa sebagai individu dengan perbedaan pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis. Tetapi, di dalam perbedaan dari ketiga aspek itu ada juga terselip persamaannya.
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991 ; 108) melihat siswa sebagai individu dengan segala perbedaan dan persamaannya. Pada intinya berisikan ketiga aspek di atas. Persamaan dan perbedaan dimaksud adalah :
1.Persamaan dan perbedaan dalam kecerdasan (inteligensi).
2.Persamaan dan perbedaan dalam kecakapan
3.Persamaan dan perbedaan dalam hasil belajar
4.Persamaan dan perbedaan dalam bakat
5.Persamaan dan perbedaan dalam sikap
6.Persamaan dan perbedaan dalam kebiasaan
7.Persamaan dan perbedaan dalam pengetahuan/pengalaman
8.Persamaan dan perbedaan dalam ciri-ciri jasmaniah
9.Persamaan dan perbedaan dalam minat
10.Persamaan dan perbedaan dalam cita-cita
11.Persamaan dan perbedaan dalam kebutuhan
12.Persamaan dan perbedaan dalam kepribadian
13.Persamaan dan perbedaan dalam pola-pola dan tempo perkembangan
14.Persamaan dan perbedaan dalam latar belakang lingkungan.
Berbagai persamaan dan perbedaan kepribadian siswa di atas, berguna dalam membantu usaha pengaturan siswa di kelas. Terutama berhubungan dengan masalah bagaimana pola pengelompokan siswa guna menciptakan lingkungan belajar aktif dan kreatif, sehingga kegiatan belajar yang penuh kesenangan dan bergairah dapat bertahan dalam waktu yang relatif lama.
Penempatan siswa memerlukan pertimbangan pada aspek postur tubuh siswa, dimana menempatkan siswa yang mempunyai tubuh tinggi atau rendah, dimana menempatkan siswa yang mempunyai kelainan
D. PENUTUP
Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur anak didik dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Juga hubungan interpresonal yang baik antar guru dan anak didik dan anak didik dengan anak didik, merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiono, 1999 “Belajar dan Pembelajaran”, Cetakan Pertama, Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.
Suharsimi Arikunto, 1980 “Pengelolaan Kelas dan Siswa” Cetakan Kedua, Jakarta : Penerbit Rajawali
Suharsimi Arikunto, 1993 “Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi”, Cetakan kedua, Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.
Syaiful bahri Djamarah dan Aswan Zain, 1997, “Strategi Belajar Mengajar”, Cetakan Pertama, Jakarta : Penerbit Rineka Cipta
MAKALAH PENGELOLAAN KELAS
Powered by Blogger.
0 komentar:
Post a Comment