Reproduksi Manusia menurut Al-Qur'an

Sudah menjadi fitrah manusia untuk selalu ingin tahu akan segala hal,dia paling senang untuk mengetahui hal-hal yang misterius yang belum mereka ketahui,dia akan terus mencari hingga hal yang misterius tersebut dapat dia mengerti secara jelas, mereka mengunakan banyak metode untuk memenuhi hasratnya tersebut, baik lewat obserfasi, penyelidikan,maupun lewat riset dan mereka tidak akan diam sebelum rasa penasarannya dapat terpuaskan dengan kejelasan hal yang misterius tersebut.
Bukan hanya sekedar ingin tahu saja, tapi lebih dari itu, yaitu agar hasil temuannya itu dapat memberikan sumbangsih bagi dunia ilmu pengetahuan dan mencatatkan diri dalam sejarah peradapan manusia serta bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan manusia. Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan ilmu pengetahuan akan mengembangkan pula peradapan manusia.semakin maju ilmu pengetahuan suatu kaum maka tingkat peradapannya juga akan maju begitu sebaliknya.Ilmu pengetahuan memang merupakan salah satu refrensi bagi kesejahteraan peradapan manusia. Itu semua agar predikat manusia sebagai khoirul ummah tetap terjaga dan bukan hanya sekedar wacana tapi juga dapat terbuktikan dalam realitas.
Manusia punya kelebihan atas hewan bukan karena kekuatannya,fisiknya atau kelebihan yang lainnya tapi manusia lebih unggul daripada binatang karena akalnya. Manusia kalah kuat dari Gajah, manusia kalah cepat dengan Kuda.Jika pengetahuan manusia semakin maju dan berkembang maka itu berarti manusia masih mengunakan akalnya dengan baik.Akal adalah anugrah dari Allah yang punnya konsekuensi tangung jawab untuk mensukurinnya. Akal bertugas untuk berfikir, lewat tindakan berfikir inilah manusia bisa meningkatkan qualitas iman dan ketakwaan sehingga bisa terus Istiqomah dalam beramal. Oleh karena itu, Allah menganjurkan manusia untuk berfikir dalam firmannya diantarannya: Q.S. Al-Anam[6]:65,
                   •         
Artinya:
“ Katakanlah: " dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian kamu keganasan sebahagian yang lain. Perhatikanlah, betapa kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran kami silih berganti] agar mereka memahami(nya)".
Dengan akalnya manusia bisa mereduksi rasa keingintahuannya akan segala hal. Dia pergi ke Bulan, ruang angkasa dan melakukan berbagai penelitian atas fenomena-fenomena yang terjadi di Alamsemesta. Jika masalah yang jauh tempatnya seperti Tatasurya dan fenomena-fenomena Bimasakti manusia berambisi maka sangat logis sekali jika masalah fenomena-fenomena yang ada di dalam diri manusia sendiri akan lebih mereka ambisiuskan. Salah satu fenomena yang ada didalam diri manusia adalah masalah reproduksi manusia beserta prosesnya yang insya' Allah akan kami teliti dari perspektif Al-Qur'an. Akan sangat konyol sekali jika manusia yang telah tahu tentang derbagai fenomena-fenomena di tempat jauh seperti di luar angkasa tapi masalah fenomena yang terjadi dalam diri manusia mereka tidak tahu. Begitu pentingnya masalah ini sampai ada hadist "Barangsiapa tahu akan dirinya sendiri maka dia akan tahu akan tuhannya". Karena alasan inilah Allah mencantumkan masalah reproduksi manusia dalam firman-Nya(Al-Qur'an) yang tersebar di berbagai ayat.
Para Ilmuwan barat di dorong oleh fitrahnya tersebut, telah banyak melakukan penelitian demi menyingkap fenomena reproduksi manusia. Pada mulannya masalah reproduksi manusia masih hanya sebuah hayalan hingga peralatan modern sudah memadai untuk melakukan penelitian embrio yang punya ukuran super mikro tersebut. Disamping sudah adannya peralatan modern yang memadai seperti Mikroskop, para ilmuan melakukan penelitian juga setelah ada ilmu-ilmu fundamental yang menjadi sumber refrensi seperti Fisiologi, Embriologi, Obstetrik dan lain-lain.
Walaupun Mikroskop sudah di temukan pada abad 16 M oleh Leeu Wenhook tapi tidak dengan mudah masalah embrio ini di ungkap dengan cepat, masalah embrio manusia masih berupa bayang-bayang. Hingga abad 20 M.
Dalam proses penelitian selain menghabiskan waktu yang panjang, para Ilmuwan juga banyak menghabiskan biaya di samping menghabiskan banyak tenaga tentunya. Dari berbagai riset yang dilakukan hingga akhirnya para Ilmuwan tersebut bisa mengungkap dan menjelaskan fenomen reproduksi manusia secara gamblang, sistematis dan ilmiah. Para ilmuan telah berhasil mengunkap masalah reproduksi manusia yang semula misterius menjadi jelas dan terbuka prosesnya, dari saat masih berupa spermatozoa hingga menjadi janin hingga ahirnya terlahirkan menjadi bayi.Sebelum abad 20M masalah reproduksi hanya menjadi sebuah hayalan dan mitos belaka.
Atas usaha yang dilakukan oleh para ilmuan sudah sepantasnya kita respek kepada mereka. Mereka memberikan hal yang yang sangat berharga bagi ilmupengetahuan.Tapi tidakkah kita sadari(terutama bagi kaum muslimin) bahwa masalah reproduksi beserta prosesnya sudah terbuilding dalam Al-Qur'an bahkan ayat-ayatnya tersebar di Al-Qur'an. Al-Qur'an adalah kitab yang sakral dan disakralkan. Al-Qur'an adalah kitab agama bukan kitab ilmiah yang tujuan utama turunnya adalah menjadi petunjuk bagi kebenaran dan keselamatan manusia di dunia dan ahirat. Adaapakah dibalik semua itu?.
Fakta yang ada adalah bahwa Al-Qur'an selain memuat tentang reproduksi manusia juga memuat banyak lagi tentang fenomena-fenomena ilmiah seperti menerangkan klorofil, penciptaan alamsemesta, perihal awan dan lain sebagainnya. Fakta tersebut sebenarnya mempertegas akan fungsi Al-Qur'an sebagai petunjuk manusia. Al-Qur'an ingin menunjukkan kepada manusia akan proses fenomena ilmiah tersebut dan agar mereka mengunakan akalnya untuk melihat kekuasaan Allah. Seperti ahir ayat berikut: Al-Baqarah{2}:219,
              
Artinya:
“Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: " yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir,”
Dan juga diahir ayat 21 dari surat Al-Hasyr:
                ••   
Artinya:
”Kalau sekiranya kami turunkan Al-Quran Ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. dan perumpamaan-perumpamaan itu kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.”
Selain itu, juga sebagai bukti kebenaran Al-Quran bagi mereka yang masih meragukan kebenaran Al-Qur'an yaitu kaum yang mendewakan otak kiri.
Ayat-ayat Al-Qur'an yang menjelaskan tentang reproduksi manusia tersebar di berbagai surat-surat Al-Qur'an. Oleh para mufasir klasik ayat-ayat tentang reproduksi manusia ditafsirkan secara sederhana. Tafsiran yang di hasilkan oleh para mufasir klasik atas ayat-ayat reproduksi manusia kurang bisa diterima dan di fahami oleh para ahli embrio. Hingga pada akhirnya pada masa mufasir modern ayat-ayat tersebut di tafsirkan secara terperinci, mendetail dan sistematis. Itu terjadi karena kata-kata yang terdapat didalam ayat tersebut tidak diartikan secara ilmiah tapi hanya sebatas artian bahasa apa adannya. Berbeda dengan para mufasir modern kata-kata tersebut mudah mereka cerna, sebab para mufasir modern menafsirkan sudah hidup di masa pengetahuan embriologi sudah berkembang.
Al-Qur'an sebagai petunjuk manusia, secara logis Al-Qur'an berbicara panjang lebar tentang manusia, bahkan Yusuf Qordowi menyatakan bahwa Al-Qur'an adalah kitab manusia, karena Al-Qur’an secara keseluruhan membahas manusia atau untuk manusia. Marsalhodgson juga memberi pernyataan bahwa Al-Qur'an sangat manusiawi, karena Al-Qur’an sesuai dengan manusia. Sehingga tak heran jika masalah reproduksi manusia mendapatkan porsi dalam Al-Qur'an untuk di bahas.
Dengan mengungkap reproduksi yang diangkat dari Al-Qur'an akan menghasilkan banyak hikmah dan manfaatnya,bagi kita yang sudah islam dan bagi non muslim. Tidak seperti kitab suci agama lain Al-Qur'an lebih bisa berjalan beriringan denga perkembangan ilmu pengetahuan. Selama ini dari mulai Al-Qur'an diturunkan sampai masa modern sekarang Al-Qur'an tidak pernah berbenturan dengan sains. Sains mengungkap kebenaran sedangkan Al-Qur'an adalah kebenaran tersebut.
Kebenaran Al-Qur'an tidak ada yang bisa membantah. Siapapun dia, sepesialis apapun dia tidak ada yang bisa menggoyahkan kebenaran Al-Qur'an. Al-Qur’an sejak semula menegaskan bahwa, Al-Isra’[17]:88,
                   
Artinya:
”Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan Dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain" .
Spesialis sastra tidak bisa, spesialis sihir tak mampu dan para professor-profesor sainspun tak dapat membantah kebenaran Al-Qur'an. Kalau kita ingin menjelaskan kebenaran Al-Qur'an berarti kita menjelaskan kebenar Agama islam secara menyeluruh. Kalau kita ingin menjelaskan kebenaran Al-Qur'an kepada non muslim, misalnya orang Eropa yang sangat mendewakan L-directed thinking, dengan memberi penjelasan sifat-sifat Allah atau mukjizat Al-Qur'an dalam segi sastra atau isyarah ghoib itu sangat nonsen dapat mereka terima. Disinilah Al-Qur'an memposisikan diri sebagai kitab suci semua umat sedunia, yang akan di baca oleh semua manusia yang punya backround yang kompleks.Al-Qur'an bukan hanya dibaca oleh orang Arab saja, bukan hanya orang Islam saja, tapi Al-Qur'an dibaca oleh semua manusia dari orang yang percaya tahayul sampai orang yang tidak percaya sama sekali, dari orang tidak berintelek sampai orang yang berpredikat intelek, dari anak TK sampai professor. Dari zaman Nabi SAW sampai hari kiamat nanti. Itulah mengapa teori reproduksi manusia juga ada didalam Al-Qur'an meskipun Al-Qur'an bukan kitab Biologi. Yaitu agar Al-Qur’an dapat dicerna oleh kaum yang mendewakan logika.
Para Nabi atau Rasul terdahulu memiliki mukjizat-mukjizat yang bersifat temporal, lokal, dan material. Ini disebabkan karena misi mereka terbatas pada daerah tertentu dan waktu tertentu. Ini jelas berbeda dengan misi Nabi Muhammad saw. Beliau diutus untuk seluruh umat manusia, di mana dan kapan pun hingga akhir zaman.
Pengutusan ini juga memerlukan mukjizat. Dan karena sifat pengutusan itu, maka bukti kebenaran beliau juga tidak mungkin bersifat lokal, temporal, dan material. Bukti itu harus bersifat universal, kekal, dapat dipikirkan dan dibuktikan kebenarannya oleh akal manusia. Di sinilah terletak fungsi Al-Quran sebagai mukjizat.
Paling tidak ada tiga aspek dalam Al-Quran yang dapat menjadi bukti kebenaran Nabi Muhammad saw., sekaligus menjadi bukti bahwa seluruh informasi atau petunjuk yang disampaikannya adalah benar bersumber dari Allah SWT. Ketiga aspek yang dimaksud di atas adalah sebagai berikut. Pertama, aspek keindahan dan ketelitian redaksi-redaksinya, Kedua adalah pemberitaan-pemberitaan gaibnya, Ketiga, isyarat-isyarat ilmiahnya
Sangat wajar sekali bahkan suatu kewajiban sebagai seorang Muslim mengkaji reproduksi manusia yang ada di Al-Qur'an. Bagi non Muslim kajian ini adalah sebagai bukti kebenaran Al-Qur'an tapi bagi kaum Muslim ini adalah sebagai penegas dan pemantab kebenaran Al-Qur'an. Meskipun Al-Qur'an diturunkan di masa manusia masih buta teknologi tapi keakuratan Al-Qur'an sama sekali tidak berbeda dengan hasil riset para ilmuwan yang mengunakan alat teknologi yang cangih untuk mengkaji reproduksi manusia setelah lebih dari seribu tahun Al-Qur'an diturunkan. Apakah ini suatu kebetulan? Apapun alasannya yang pasti itu bukan rekayasa yang bertujuan untuk membenarkan Al-Qur'an sebab para ilmuan melakukan penelitian secara independent tidak dipengaruhi pihak manapun, mereka semata- mata ingin mengungkapkan fenomena ini secara ilmiah sebagai sumbangan bagi ilmu pengetahuan dan perlu dicatat bahwa para ilmuan tersebut adalah non Muslim.
Hakikatnya Al-Qur'an tidak butuh teori-teori ilmiah untuk membuktikan kebenaranya sebab Al-Qur'an mempuyai kebenaran yang mutlaq, sebab dia bersumber dari zat yang maha benar,sangat konyol sekali jika Al-Qur'an isinya salah padahal dia bersumber dari Allah Al-Haq. Isyarah-isyarah ilmiah(reproduksi manusi) adalah mukjizat Al-Qur'an, sama dengan kemukjizatan-kemukjizatan Al-Qur'an lainnya hanya bedannya adalah terletak pada objeknnya. Al-Qur'an adalah kitab suci yang komunikatif. Sudah saya sebutkan diatas bahwa Al-Qur'an dibaca oleh berbagai kalangan manusia dan perlu saya tambahi di sini bahwa Al-Qur'an juga dibaca disegala zaman dan disegala peradapan. Dapat di simpulkan bahwa Al-Qur'an adalah kirab suci yag multidimensi. Al-Qur'an selalu senyesuaikan diri dengan siapa dan kapan dia berinteraksi.
Pada zama Nabi Saw, Al-Qur'an menunjukkan kemukjizatannya lewat sastranya, sabab pada saat itu sedang rame-ramenya perkembangan sastra. Kemudian pada saat itu Al-Qur’an juga mengangkat perihal ghoib untuk membuktikan kebenaran Al-Qur’an sebab hal ghoib sangat mereka percayai. Lalu pada zaman modern, ketika sains telah menemukan berbagai teori ilmiah, kemukjizatan Al-Qur'an terungkap dengan sendirinnya lewat isyarah-isyarah ilmiahnya. DR.keith L moore menjadi mu'alaf setelah mengetahui adanya kecocokan atara teori ilmiah reproduksi manusia dengan ayat-ayat Al-Qur'an, dia dengan kesatria megakui kebenaran Al-Qur'an setelah sebelumnya setia pada Injil.
Sebenarnya Al-Qur'an dikaji juga oleh nonmuslim degan tujuan yang berbeda-beda. Mereka yang bermotif negative mereka akan mencari kelemahan Al-Qur’an, seperti kritik terhadap sistematika ayat dan surat Al-Qur’an dan kritik trehadap bahasa Al-Quran, meski tanpa dibekali ilmu sastra arab. Tanpa menghargai kesucian Al-Qur'an mereka menafsirkan salah atas ayat-ayat Al-Qur'an. Menurut persepsi mereka, adalah sebuah prestasi jika memang menemukan kelemahan Al-Qur'an, padahal temuan mereka adalah sebuah kekeliruan yang besar sebab tanpa landasan Ulumulquran yang kokoh. Sedangkan para peneliti nonmuslim yang independen akan menemukan banyak keajaiban Al-Qur'an. Hingga pada ahirnya mereka bisa menangkap kemukjizatan Al-Qur'an.
Mengangkat tema seperti ini sangat urgen serkali pada masa modern sekarang. Pada masa modern sekarang perkembangan sains sangat pesat, para ilmuwan sudah banyak menemukan berbagai teori ilmiah untuk menerangkan berbagai fenomena-fenomena didunia ini.
Ini terbukti dengan banyaknya disiplin ilmu yang lahir seperti Astonomi, Geologi, Biologi, Fisika, Embriologi, Genetika dan lain-lain. Tujuan para ilmuwan dalam melakukan banyak riset tersebut adalah mengambil manfaatnya sebagai pemenuh kebutuhan manusia.
Seiring dengan perkembangan sains tersebut fikiran manusia juga ikut berkembang sehingga memberi kesadaran kepada manusia akan segala hal. Perkara mistis dan tahayul mulai ditinggalkan seiring dengan lebih aktifnya otak kiri dalam memahami segala hal. Hanya yang logis yang akan diterima, segala yang tidak logis akan terkikis,logika sudah berkuasa, kebenaran adalah segala yang logis dan terbukti secara empiris.
Dalam masa seperti inilah Al-Qur'an sekarang berdialog. Al-Qur'an adalah kitab suci yang komunikatif. Al-Qur'an dituntut untuk menjawab tantangan zaman modern agar Al-Qur’an tidak kehilangan image sebagai kitab petunjuk dan kebenaran Al-Qur’an masih bisa diterima oleh masyarakat modern saat ini. Al-Qur’an memang punya kebenaran yang mutlak tapi apakah kebenaran Al-Qur'an dapat dibuktikan dengan logika manusia modern. Tanpa logika kebenaran Al-Qur'an tidak bisa diterima oleh masyarakat modern. Kalau dengan kebenaran Al-Qur'an saja mereka sudah tidak bisa menerima maka pasti mereka juga tidak bisa menerima islam. Dan tujuan Al-Qur'an untuk menyelamatkan manusia di Dunia dan Ahirat tidak bisa terrealisasi.
Untuk membuktikan kebenaran Al-Qur'an pada zaman modern sekarang adalah dengan mengangkat teori-teori ilmiah yang ada didalam Al-Qur'an, bukan untuk memaksakan kebenaran Al-Qur'an tapi untuk mengungap realitas fakta bahwa Al-Qur'an sebenarnya banyak memuat teori-teori ilmiah yang selama ini tidak ada yang kontradiksi dengan teori sains bahkan bisa dikatakan Al-Qur'an sejalan dengan teori-teori tersebut

0 komentar:

English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic
Powered by Blogger.

Followers

OUR FACEBOOK

Sponsor Blog

Site Info

Copyright © 2012 Makalah Dunia ModernTemplate by :Urangkurai.Powered by Blogger.Please upgrade to a Modern Browser.