Penulis: Ahmad Efendi
Kata rindu ataupun kerinduan, selalu identik dengan keingininan untuk bertemu. Suatu boncahan rasa yang menggebu-gebu dalam dada yang membuat kita ingin segera menemui atau bertemu dengan sosok yang paling kuat yang melekat pada pikiran kita saat itu. Mungkin barisan kata tersebut bisa dikatakan sebagai definisi dari kerinduan.
Rindu pada Orang tua, orang yang kita kasihi dan sayangi, teman-teman, ataupun pada barang-barang yang telah lama tidak kita jumpai, bisa juga tentang kerinduan pada kenangan masa lalu yang pernah kita lewati dan ingin mengulanginya, merupakan beberapa contoh balada kerinduan yang bisa saja merangkul dinding-dinding hati kita.
Lepas dari itu semua, beberapa Ulama, para Masyayih, dan para Habaib berkata : "Bahwa sebaik-baik kerinduan adalah rindu kita kepada Allah dan Rasul-Nya". Ini adalah kerinduan yang paling membawa berkah.
Semua macam kerinduan itu sudah pernah saya alami namun kerinduan kepada Allah dan Nabi Muhammad SAW itu masih menempati posisi terbawah klasemen sementara (hahahaha... kaya sepak bola saja) Itulah, sebagai sebaik-baiknya kerinduan, ternyata juga tersulit-sulitnya kerinduan....
Ada satu lagi macam kerinduan yang belum pernah saya alami, jangankan mengharap, berfikir ke arah sanapun saya tidak berani. Apa itu? yakni rindu mati untuk cepat bertemu Allah dan Rasul-Nya. Bukan rindu mati karena sudah tidak tahan lagi dengan himpitan ekonomi yang melanda.
0 komentar:
Post a Comment