Yang termasuk deviasi seksual antara lain pemerkosaan, incest, homoseksualitas, transvestitism, pedophilia, bestialitas, exhibitionism, voyeurism, fetishism, nekrofilia, sadisme, machochism.
Pemerkosaan adalah prilaku seksual yang memiliki obyek seksual yang terjadi dalam pemerkosaan berada dalam lingkup kondisi anti seksual, terjadi atas dasar paksaan yang mengandung unsur agresivitas dari orang yang memiliki kepribadian diliputi dengan kebencian. Sedangkan penyebab dari perilaku pemerkosaan adalah kegagalan dalam perkembangan nilai-nilai moral yang adikuat dan rendahnya control dalam dorongan seksual dan dorongan kebencian.
Incest adalah reaksi seksual yang terjalin dilakukan oleh pasangan yang memiliki ikatan keluarga yang kuat. Incest ini sering terjadi pada mereka yang kurang memiliki pandangan yang luas.
Homoseksualitas dan transvestitism adalah suatu kondisi penderita memiliki ketertarikan erotik seksual terhadap jenis kelamin yang sama, demikian pula pada penderita transvestitism. Sedangkan penyebab keduanya antara lain, pengalaman seksual ketika penderita pernah dijadikan obyek seksual oleh seseorang dewasa sesama jenis, pola asuh keluarga yang sangat menginginkan anak perempuan sehingga mendandani anak laki-laki seperti perempuan, identifikasi yang dekat dengan orang tua jenis kelamin yang berbeda, anak laki-laki terhadap ibunya.
Pedophilia reaksi seksual yang mana obyeknya adalah anak-anak dibawah umur. Mereka yang terjangkit penyakit ini pada umumnya adalah seseorang yang pendiam dan mempunyai rasa rendah diri untuk melakukan hubungan seks dengan golongan dewasa sebab takut dicemoh dan dihina.
Bestialitas merupakan deviasi seksual yang menjadikan binatang sebagai obyek pemuas dorongan seksualnya. Kondidi ini bisa disebabkan oleh: penderita didominasi oleh pikiran pola relasi seksual pada binatang, refleksi ketakutan dan ketidak ada kuatan dalam melakukan pendekatan terhadap jenis kelamin lain, hambatan dalam kemampuan bergaul dengan lingkungan social pada umumnya dan jenis kelamin pada khususnya.
Exhibitionism merupakan deviasi seksual yang ditandai oleh pencapaian kenikmatan seksual dengan cara mempertontonkan alat genital diantara sekelompok orang atau pada kelompok orang yang lebih besar. Sedangkan penyebabnya antara lain: kecenderungan penderita yang kuat terhadap keyakinan bahwa masturbasi itu berdosa sehingga menjadikan masturbasi sebagai bagian dari oksidasi genital yang bukan menjadi aktivitas tunggal, orang oksibisionis biasanya mengalami perasaan rendah diri serta tidak aman dan inadekuat dalam relasi social, pada umumnya eksitasi dari khalayak tempat penderita memamerkan alat kelaminya justru menjadi factor penguat bagi berulang perilaku eksibi tertentu.
Voyeurism adalah perilaku mengintip sebagai cara untuk memperoleh kepuasan seksual. Penyebab voyeurism antara lain; ketidak-adekuatan relasi dengan lawan jenis dan rasa ingin tahu yang sangat mendominasi dirinya tentang aktivitas seksual, perna mengalami trauma psikologis dari perlakuan jenis kelamin lain yang menambah kader rasa kurang percaya diri
Fetishism penderita ini memiliki minat seksual yang terkait dengan bagian tubuh yang hidup seperti rambut perempuan atau obyek-obyek mati seperti pakaian dalam perempuan sehingga eksistansi kepuasan seksual berkisar pada mencium, memainkan atau mengecap benda-benda tersebut. Sedangkan penyebabnya antara lain; kekurangmampuan menyesuaikan diri terhadap lingkungan pergaulan luas, kecendrungan individu untuk tertarik hanya pada bagian tubuh tertentu. Tetapi yang jelas bahwa kebiasaan ini adalah akibat sejak kecil atau masa muda yang meninggalkan kesan yang mendalam. Kesan ini akan timbul apabila dirinya secara tiba-tiba menemukan apa yang menjadi kesenangannya.
Nekrofilia adalah suatu keadaan penderita yang mendapatkan dirinya dapat memperoleh kepuasan seksual melalui relasi seksual dengan mayat perempuan. Kadang dapat bersikap buas dengan sifat kanibal, yaitu dengan bertindak melahap, terkadang bersikap mengincar pada orang yang disenanginya dengan membunuh tanpa alasan dengan itikat untuk dapat memiliki mayatnya.
Sadisme dan machochism akan memperoleh kepuasan seksual melalui jeritan dan teriakan pasangannya yang menderita karena siksaan fisik yang dilakukannya selama hubungan seksual. Pada umumnya penderita sadisme adalah laki-laki, dalam kondisi kesakitan oleh pukulan pasangan laki-laki, sekaligus pasangan perempuan memperoleh kesempatan mengalami kepuasan atau kenikmatan seksual. Pengulangan pengalaman tersebut akan mengembangan perempuan pasangan laki-laki sadisme menderita machochism. Sedangkan penyebabnya antara lain; pada masa kecil sering mendapat hukuman fisik dalam pola asuh orang tuanya, kondisi tersebut menyebabkan perkembangan sikap benci, marah dan penolakan diri yang sangat intens yang membuat orang tersebut pada masa dewasanya memiliki kecendrungan untuk melampiaskan dendam dimasa lalu. Sedang dalam masa bersamaan sambil menyiksa orang tersebut mendapat rangsangan seksual, orang sadis biasanya memandang seks sebagai suatu yang penuh dosa sehingga dengan memberikan pukulan dan siksaan pada pasangan seksualnya sehingga dia merasa mengurangi dosa seksual, perilaku seksual sadisme bisa menjadi bagian dari gambaran psikopatologi yang terkait dengan rendahnya kendali moral dan etika social.
Pemerkosaan adalah prilaku seksual yang memiliki obyek seksual yang terjadi dalam pemerkosaan berada dalam lingkup kondisi anti seksual, terjadi atas dasar paksaan yang mengandung unsur agresivitas dari orang yang memiliki kepribadian diliputi dengan kebencian. Sedangkan penyebab dari perilaku pemerkosaan adalah kegagalan dalam perkembangan nilai-nilai moral yang adikuat dan rendahnya control dalam dorongan seksual dan dorongan kebencian.
Incest adalah reaksi seksual yang terjalin dilakukan oleh pasangan yang memiliki ikatan keluarga yang kuat. Incest ini sering terjadi pada mereka yang kurang memiliki pandangan yang luas.
Homoseksualitas dan transvestitism adalah suatu kondisi penderita memiliki ketertarikan erotik seksual terhadap jenis kelamin yang sama, demikian pula pada penderita transvestitism. Sedangkan penyebab keduanya antara lain, pengalaman seksual ketika penderita pernah dijadikan obyek seksual oleh seseorang dewasa sesama jenis, pola asuh keluarga yang sangat menginginkan anak perempuan sehingga mendandani anak laki-laki seperti perempuan, identifikasi yang dekat dengan orang tua jenis kelamin yang berbeda, anak laki-laki terhadap ibunya.
Pedophilia reaksi seksual yang mana obyeknya adalah anak-anak dibawah umur. Mereka yang terjangkit penyakit ini pada umumnya adalah seseorang yang pendiam dan mempunyai rasa rendah diri untuk melakukan hubungan seks dengan golongan dewasa sebab takut dicemoh dan dihina.
Bestialitas merupakan deviasi seksual yang menjadikan binatang sebagai obyek pemuas dorongan seksualnya. Kondidi ini bisa disebabkan oleh: penderita didominasi oleh pikiran pola relasi seksual pada binatang, refleksi ketakutan dan ketidak ada kuatan dalam melakukan pendekatan terhadap jenis kelamin lain, hambatan dalam kemampuan bergaul dengan lingkungan social pada umumnya dan jenis kelamin pada khususnya.
Exhibitionism merupakan deviasi seksual yang ditandai oleh pencapaian kenikmatan seksual dengan cara mempertontonkan alat genital diantara sekelompok orang atau pada kelompok orang yang lebih besar. Sedangkan penyebabnya antara lain: kecenderungan penderita yang kuat terhadap keyakinan bahwa masturbasi itu berdosa sehingga menjadikan masturbasi sebagai bagian dari oksidasi genital yang bukan menjadi aktivitas tunggal, orang oksibisionis biasanya mengalami perasaan rendah diri serta tidak aman dan inadekuat dalam relasi social, pada umumnya eksitasi dari khalayak tempat penderita memamerkan alat kelaminya justru menjadi factor penguat bagi berulang perilaku eksibi tertentu.
Voyeurism adalah perilaku mengintip sebagai cara untuk memperoleh kepuasan seksual. Penyebab voyeurism antara lain; ketidak-adekuatan relasi dengan lawan jenis dan rasa ingin tahu yang sangat mendominasi dirinya tentang aktivitas seksual, perna mengalami trauma psikologis dari perlakuan jenis kelamin lain yang menambah kader rasa kurang percaya diri
Fetishism penderita ini memiliki minat seksual yang terkait dengan bagian tubuh yang hidup seperti rambut perempuan atau obyek-obyek mati seperti pakaian dalam perempuan sehingga eksistansi kepuasan seksual berkisar pada mencium, memainkan atau mengecap benda-benda tersebut. Sedangkan penyebabnya antara lain; kekurangmampuan menyesuaikan diri terhadap lingkungan pergaulan luas, kecendrungan individu untuk tertarik hanya pada bagian tubuh tertentu. Tetapi yang jelas bahwa kebiasaan ini adalah akibat sejak kecil atau masa muda yang meninggalkan kesan yang mendalam. Kesan ini akan timbul apabila dirinya secara tiba-tiba menemukan apa yang menjadi kesenangannya.
Nekrofilia adalah suatu keadaan penderita yang mendapatkan dirinya dapat memperoleh kepuasan seksual melalui relasi seksual dengan mayat perempuan. Kadang dapat bersikap buas dengan sifat kanibal, yaitu dengan bertindak melahap, terkadang bersikap mengincar pada orang yang disenanginya dengan membunuh tanpa alasan dengan itikat untuk dapat memiliki mayatnya.
Sadisme dan machochism akan memperoleh kepuasan seksual melalui jeritan dan teriakan pasangannya yang menderita karena siksaan fisik yang dilakukannya selama hubungan seksual. Pada umumnya penderita sadisme adalah laki-laki, dalam kondisi kesakitan oleh pukulan pasangan laki-laki, sekaligus pasangan perempuan memperoleh kesempatan mengalami kepuasan atau kenikmatan seksual. Pengulangan pengalaman tersebut akan mengembangan perempuan pasangan laki-laki sadisme menderita machochism. Sedangkan penyebabnya antara lain; pada masa kecil sering mendapat hukuman fisik dalam pola asuh orang tuanya, kondisi tersebut menyebabkan perkembangan sikap benci, marah dan penolakan diri yang sangat intens yang membuat orang tersebut pada masa dewasanya memiliki kecendrungan untuk melampiaskan dendam dimasa lalu. Sedang dalam masa bersamaan sambil menyiksa orang tersebut mendapat rangsangan seksual, orang sadis biasanya memandang seks sebagai suatu yang penuh dosa sehingga dengan memberikan pukulan dan siksaan pada pasangan seksualnya sehingga dia merasa mengurangi dosa seksual, perilaku seksual sadisme bisa menjadi bagian dari gambaran psikopatologi yang terkait dengan rendahnya kendali moral dan etika social.
0 komentar:
Post a Comment