Seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya harus memiliki kemampuan mengimplementasikan fungsi-fungsi kepemimpinan agar mendapat dukungan, tanpa kehilangan rasa hormat, rasa segan dan kepatuhan dari semua anggota organisasi (Nawawi, 2003:46).
Adapun Fungsi-fungsi kepemimpinan tersebut antara lain:
1. Fungsi Pengambil Keputusan
Organisasi hanya akan bergerak secara dinamis apabila pemimpin memiliki kemampuan dalam melaksanakan kekuasaan dan atau wewenangnya sebagai pengambil keputusan yang akan atau harus dilaksanakan oleh anggota organisasinya. Keputusan-keputusan itu harus dibuat oleh pimpinan agar organisasi dapat melaksanakan berbagai kegiatan atau pekerjaan sebagai tugas pokok organisasi dalam rangka mewujudkan, mempertahankan dan mengembangkan eksistensi organisasi. Untuk itu pemimpin seharusnya memahami teori pengambilan keputusan dan dapat mempraktekkannya, agar keputasannya bermanfaat bagi kepentingan bersama (organisasi) pengambilan keputusan memerlukan keberanian karena setiap keputusan pasti memiliki resiko, terutama jika proses mekanismenya tidak memenuhi tuntutan teori-teori pengambilan keputusan.
Fungsi pengambilan keputusan sebagai setrategi kepemimpinan sangat penting peranannya. Karena tanpa kemampuan dan keberanian tersebut, pemimpin tidak mungkin menggerakkan anggota organisasinya. Dengan kata lain tanpa keberanian mengambil keputusan seorang pemimpin tidak mungkin mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap dan perilaku anggota organisasinya. Keberanian mengambil keputusan, bagi anggota organisasi berarti pemimpinnya mengetahui cara mancapai tujuan organisasinya yang akan memberikan manfaat pada samua anggota organisasi pada tahap berikutnya pemimpin harus mampu mengkomunikasikan keputusan yang telah ditetapkan kepada anggota organisasi untuk dilaksanakan. Kemampuan ini berarti juga pemimpin harus mampu menyampaikan keputusan secara jelas agar dapat dimengerti oleh anggota organisasi yang akan melaksanakanya. Kejelasan dimaksud tidak saja dari segi bahasa lisan atau tertulis, juga menyangkut penjabarannya menjadi kegiatan dan langkah-langkah pelaksanaannya.
Kamampuan melaksanakan fungsi pengambilan keputusan sebagai strategi kepemimpinan untuk mengefektifkan organisasi, mangharuskan seorang pemimpin tidak saja memiliki kecerdasan intelektual tetapi memerlukan juga kecerdasan emosional dan kecerdasan sosial yang prima.
2. Fungsi Instruktif
Setiap pemimpin harus memahami bahwa di dalam posisi dan perannya secara implisit terdapat kekuasaan atau wewenang dan tanggung jawab yang harus dijalankan secara efektif. Salah satu diantaranya adalah kekuasaan atau wewenang memerintahkan anggotanya untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai anggota organisasi. Dengan kata lain fungsi instruktif tidak harus dijalankan secara otoriter, yang dapat berdampak pemimpin kehilangan kewibawaannya karena instruksi ditentang atau ditolak dan tidak dilaksanakan oleh anggota organisasi. Kakuasaan atau wewenang tidak perlu mendorong seorang pemimpin bertindak sebagai penguasa yang tidak boleh dicampuri dalam mengambil keputusan dan tidak boleh dibantah instruksinya dalam pelaksanaan keputusan atau kegiatan lain yang telah ditetapkan.
Selanjutnya perintah dari seorang pemimpin untuk mewujudkan organisasi yang efektif harus disampaikan secara jelas baik mengenai isinya (apa yang harus dikerjakan) maupun dari segi bahasa yang harus disesuaikan kemampuan ,pendidikan atau kematangan anggota yang menerima perintah. Dengan demikian dapat dihindari kekeliruan dalam memahami dan melaksanakannya.
Disamping itu seorang pemimpin dalam memberikan perintah sebaiknya diikuti juga mamberikan penjelasan kepada anggota organasasi yang akan melaksanakannya, tentang dampak atau akibat yang akan terjadi apabila suatu instruksi dikerjakan secara salah atau keliru. Dengan demikian dapat diharapkan pelaksanaannya sebuah perintah akan lebih hati-hati dan teliti karena suatu perintah mungkin saja sulit bagi anggota organisasi yang akan melaksanakannya.
Berikutnya pemberian perintah dalam kepemimpinan untuk mengefektifkan organisasi perlu juga mempertimbangkan dan mempergunakan tata krama karena prosesnya berlangsung di dalam interaksi antar manusia atau individu. Beberapa di antaranya yang perlu dipertimbangkan di lingkungan organisasi di Indonesia adalah faktor usia, posisi, pengaruh dan sikap anggota dilingkungan organisasinya.
3. Fungsi Konsultatif
Setiap dan semua pimpinan oganisasi atau unit kerja dinilai sebagai seseorang yang memiliki kelebihan dari anggota organisasi baik oleh pihak yang berwenang mengangkatnya sebagai pimpinan formal, maupun segi anggota yang mendukung dan mengangkatnya manjadi pemimpin informal. Berdasarkan penilaian itu, maka pemimpin menjadi figur sentral dan tumpuan harapan anggota di lingkungan organisasi yang dipimpinnya. pemimpin tersebut ditempatkan sebagai tokoh utama yang diyakini mengetahui yang dapat membantu berbagai masalah yang dihadapi oleh anggota organisasi dalam bekerja. Pemimpin dipandang sebagai alamat yang paling tepat untuk berkonsultasi dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah yang beragam dilingkungan organisasinya.
Oleh karena itu dalam kepemimpinan untuk mengefektifkan organisasi, setiap dan semua pemimpin harus siap dan bersedia memberikan kesempatan pada anggota organisasi untuk berkonsultasi dalam mengatasi atau menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan pekerjaan. Disamping itu tidak mustahil termasuk juga berkonsultasi mengenai masalah-masalah pribadi yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan pekerjaan.
4. Fungsi Partisipatif
Untuk menjadi berwibawa, seorang pemimpin tidak perlu menjadi orang yang ditakuti karena mudah atau senang menghukum atau memberikan sanksi. Demikian juga kepemimpinan bukan untuk menggunakan kelebihan atau kekuasaan berdasarkan posisi atau kemampuan kenerja, sehingga merasa senang berperilaku menjauh dari anggota organisasi. Selanjutnya kepemimpinan juga tidak boleh berperilaku menyembunyikan kelemahan atau kekurangan, agar tidak diketahui anggota organisasi. Kelebihan atau kekurangan pemimpin tidak boleh dijadikan alasan untuk menjauh atau menghindar dari anggota organisasi. Perilaku itu justru akan mengundang dan mendatangkan kesulitan dalam melaksanakan kepemimpinan untuk mengefektikan organisasi, karena anggota organisasi tidak mengetahui bantuan apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi kelemahan pimpinan. Disamping itu perilaku kepemimpinan yang tertutup dapat berdampak pemimpin dapat dipandang sebagai orang diluar organisasi (out group) fungsi ini dalam kepemimpinan untuk mengefektifkan organisasi juga tidak boleh dilakukan pemimpin untuk meminta diistimewakan atau diperlakukan berbeda dari anggota organisasi lainnya.
5. Fungsi Delegatif
Dalam melaksanakan kepemimpinan untuk mengefektifkan organisasi, setiap pemimpin memerlukan dan memiliki kekuasaan atau kewenangan dan tanggung jawab yang harus diimplementasikan secara baik, tepat dan benar.
Fungsi pendelegasian dilaksanakan untuk mewujudkan organisasi yang dinamis dalam mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi dibidangnya, karena tidak mungkin dilaksanakan sendiri pimpinan puncak. Dengan kata lain pimpinan puncak sendiri tidak banyak artinya dan tidak dapat berbuat banyak dalam mewujudkan efektifitas organisasi. Usahanya untuk memajukan dan mengembangkan eksistensi organisasi sesuai visinya kemasa depan. Melalui pelaksanaan kepemimpinan untuk mengefektifkan organisasi, sebagaimana telah diuraikan di atas sangat memerlukan kesediaan dan kemampuannya mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab pada pimpinan-pimpinan unit kerja bawahannya.
Semua fungsi kepemimpinan tersebut pada dasarnya merupakan strategi mengefektifkan organisasi sebagai teknik dan taktik mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap, dan perilaku atau menggerakan anggota organisasi agar melaksanakan kegiatan atau bekerja untuk mencapai tujuan organisasi. Keberhasilan dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan tersebut akan tampil berupa rasa segan, rasa hormat, dan kepatuhan tanpa perasaan dipaksa, yang akan memudahkan pengendalian organisasi.
Fungsi-Fungsi Kepemimpinan
Powered by Blogger.
Blog Archive
-
▼
2010
(215)
-
▼
February
(68)
- RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Meningkatka...
- RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Memahami ay...
- RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
- Standar Kompetensi Bahan Kajian Akidah Akhlaq
- Ruang Lingkup Pendidikan Aqidah Akhlaq
- Karakteristik Mata Pelajaran Aqidah dan Akhlaq
- Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran Akidah Akhlaq
- Pengertian Akidah Akhlaq
- Pendidikan Akidah Akhlaq di Madrasat Tsanawiyah (MTs)
- MAKALAH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
- Surga dan Agama
- Pemikiran Gusdur: Sebuah Keputusan Dan Akibatnya
- Perbedaan dan Persamaan Budaya Kita
- Negara Hukum Ataukah Kekuasaan
- Lain Jaman, Lain Pendekatan
- Kyai Mutamakkin dan Perubahan Strategi NU Tahun la...
- Kekuasaan dan Hukum
- Pemikiran Gusdur: Kekerasan dan Budaya Islam
- Pemikiran Gusdur: Identitas Diri Di Masa Transisi
- Pemikiran Gusdur: Faham Kebangsaan NU
- Pemikiran Gusdur: Demokratisasi Hidup Bangsa
- Pemikiran Gusdur: Birokratisasi Gerakan Islam
- Pemikiran Gusdur: Bangsa Kita dan Pembiaran Kekerasan
- Pemikiran Gusdur: Argumentasi Rasional dan Irasional
- Pemikiran Gusdur: Antara NKRI dan Federalisme
- Pemikiran Gusdur: Ulil Dengan Liberalismenya (2)
- Pemikiran Gusdur: Semangat Kebangsaan Dan Pluralitas
- Pemikiran Gusdur: Politik Lawan Budaya dalam Islam
- Pemikiran Gusdur: NU, Nasionalisme, dan Politik
- Pemikiran Gusdur: Nasionalisme dan Politik Islam
- Pemikiran Gusdur: Lagi-lagi Pelanggaran Konstitusi
- Pemikiran Gusdur: Kepergian Setelah Mengabdi
- Pemikiran Gusdur: Kekuasaan dan Ekonomi Politik In...
- Pemikiran Gusdur: ‘Kebenaran’ dan Penolakan Atasnya
- Pemikiran Gusdur: Hakikat Kiai Kampung
- Pemikiran Gusdur: Faham Kebangsaan NU
- Pemikiran Gusdur: Cinta Konseptual dan Cinta Kongkret
- Pemikiran Gusdur: Benarkah Arafat Pemimpin Gerakan...
- Pemikiran Gusdur: Arti seorang Raja Tradisional
- Pemikiran Gusdur: Arab-Israel Perlu Bernegosiasi K...
- Pemikiran Gusdur: Akan Pecahkah NU?
- Tentang Pemikiran Marx Muda dan Marx Tua
- Peranan Kepemimpinan Kepala Sekolah
- Kompetensi Profesional
- Kriteria Profesional
- Syarat Guru Profesional
- Guru Profesional
- Pengertian Profesionalisme Guru
- Sifat-Sifat Kepemimpinan
- Tipe-Tipe Pemimpin
- Fungsi-Fungsi Kepemimpinan
- Mengenai Pengertian Kepemimpinan
- Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Pro...
- Makalah Masa'ilul Fiqhiyah-Transplantasi Jantung
- Makalah Ilmu Al-Qur'an
- DARI REFLEKSI KE REVOLUSI: Tentang Pemikiran Marx ...
- 1 dari berbagai cara jitu tangkap koruptor
- Soal Praktek Jenazah
- WRITE TO change the world
- Sex and Marriage in Islam
- Sajdah verses in the Qur'an
- PAPER AS A SOURCE OF LEARNING ENVIRONMENT
- Reading Method
- Achievement Motivation
- PAPER SCIENCE TEACHER EDUCATION EFFORTS ON IMPROVI...
- PAPER MANAGEMENT CLASS
- PAPER AS A SOURCE OF LEARNING ENVIRONMENT
- Grundrisse: sebuah pengantar singkat
-
▼
February
(68)
2 komentar:
makasih y k',bg....artikelnya bgus...n leh y ana ambil sebagai referensi tu' makalah..
silahkan saja, anda suka saya juga senang
Post a Comment